Rabu, 07 Juli 2010

Forensic, Childish and The Super Observer

Salah satu cerita sang teman (^_^)
(Cerita ini tidak menggunakan nama sebenarnya, kesamaan nama, waktu, dan tempat hanyalah kebetulan semata)

Hai, Phem (bener ga?), Salam kenal ya, gue mau ikutan sharing nih karena tertarik baca dari promosi lu di blog-nya Bang Pandji. Cerita gue berdasarkan pengalaman masuk forensik, pokoknya gue ceritain suka dan duka yang gue alamin.

Masuk ke dunia ke dunia kedokteran tentu belum pas jika belum mengenal cadaver dan mayat. Kedua hal ini selalu jadi bahan pertanyaan teman-teman kita yang bukan anak kedokteran. Umumnya mereka bertanya begini :

"Yud, klo masuk kedokteran megang mayat ga sih?atau hanya bedah kodok?" (emangnya mau bikin swike?)
"Masuk Rumah Sakit harus masuk kamar mayat ga sih?" (Gak selalu tentunya)
"Ko berani sih ke kamar mayat?Gak takut apa?", bahkan
"Kalian buka-buka mayat orang, ga takut karma ya?tar dihantui lho" (sejujurnya ini sudah pernah terjadi)

Kita sebagai Ko-ass atau mahasiswa kedokteran biasanya hanya menjawab dengan ketawa-ketiwi kecil, senyum bahkan dengan anggukan semata. Akan tetapi setelah gue masuk forensik, semua pertanyaan di atas bisa gw jawab dengan cerita-cerita yang sayang sekali kalau tidak kita ceritakan.

Ada dua hal yang menjadi keuntungan di dunia Forensik. Yang pertama adalah PASIEN TIDAK PERNAH MARAH ATAU MENGELUH (bisa kebayang kan klo pasien mengeluh?yang ada dokternya yang pada pingsan) dan yang kedua (keuntungan yang disalahgunakan oleh temen gue) adalah BAU BADAN GA BISA DIBEDAIN DENGAN BAU MAYAT, jadi mandi atau tidak mandi, teman-teman anda tidak akan tahu, hehehehe....

Ada suka maka ada duka. Duka yang biasanya ko-ass forensik rasakan tidak lain dan tidak bukan adalah sistim on-call yang mengharuskan setiap ko-ass yang bertanggung jawab datang untuk melakukan visum baik mati ataupun hidup. Pernah waktu itu gw nyetir kesetanan dari dago pakar buat sampe ke rumah sakit tujuan menjawab panggilan, padahal lagi berduaan ma pacar lho, akhirnya pacar gue ikut dibawa deh. Temen gue malah lagi nonton "Avatar 3D" dan sudah mau klimaksnya (30 menit sebelum terakhir-red) tau-tau dapat panggilan, terpaksa deh doi pergi demi kewajiban.

Duka kedua adalah kita harus terbiasa untuk mencium bau busuk (makanya ga mandi ga apa2) dari mayat dan melihat belatung-belatung, dari kecil sampe besar, yang sering ditemukan pada tamu-tamu (mayat-red) yang sudah membusuk. Dari sini lahir dua tipe ko-ass forensik, yang kurus karena nafsu makan berkurang, dan yang menggendut malah karena nafsu makan bertambah (lho?tp emang makanan di sana enak-enak), sehingga masuk sini boleh dijadikan salah satu metode penurunan tau penaikan berat badan, hehehehehe.

Kasus-kasus di Forensik sangatlah beragam, baik yang mati secara wajar maupun mati yang tidak wajar. Ada salah seorang tamu yang ditemukan sudah busuk di dalam sungai (baunya luar binasa), atau mrs.X yang ditemukan tergeletak kaku di rumahnya dalam keadaan telanjang (diduga karena diperkosa), atau bahkan anak yang bunuh diri loncat ke kereta api hingga kepalanya lepas diduga karena tak bisa bayar uang sekolah). Jujur saja, hanya di sini kita semua bisa merasa betapa berharganya nyawa kita, dan betapa beruntungnya hidup kita selama ini.

Ada beberapa pamali (percaya deh, karena gue dan senior gue ngalamin sendiri) yang tidak boleh diucapkan atau dilakukan oleh para ko-assisten yaitu :
1. Jangan pernah sompral menantang On-call, karena malah akan jadi banyak (gue waktu itu ampe 20 tamu sehari)
2. Jangan potong rambut (dari kepala, ketek, kaki, selangkangan, dsb), karena juga mengundang tamu untuk datang. (temen gue botakin rambut, besoknya langsung PLPD 4 biji), dan
3 Jangan sompral maenin mayat yang udah meninggal, tar diikutin sampe ke rumah. (klo ini senior gue yang ngalamin, dan beneran dia dari ngeliat sang 'tamu" depan kostan dia ampe kebawa-bawa mimpi)

Umumnya dalam satu rumah sakit, terdapat 3 kelompok ko-ass forensik dari 3 lulusan universitas yang berbeda, yaitu X, Y, dan Z. Setiap manusia yang ada di sana terdiri pula dari berbagai macam sifat dan bentuk. Di sinilah gue berkenalan dengan si sebut saja BUNGA. Bunga itu seorang cewe yang cantik rada-rada Indo dengan bodi yang bikin cowo2 meleleh liat dia. Bunga sendiri berasal dari keluarga terkemuka di Jakarta, bisa kita liat dari dandanan dia yang bermerk dan selalu menjaga penampilan saat datang (konon kata temennya dandan aja ampir 1 jam), lalu yang paling berkesan buat para cowo adalah dia SINGLE. Pasti semua heran kan, bagaimana bisa cewe secantik dan semanis itu yang selalu rapi dalam berpakaian, bermasa depan cerah (bukan artinya gue matre lho yee) belum pernah pacaran 1x pun dalam 22 tahun ini? jawabannya adalah karena dia MANJA.

Dalam kehidupan di Forensik, ada urutan pekerjaan dimana minggu pertama dan kedua sebagai Operator (yang bongkar-pasang mayat) dan Koret-koret (yang bertugas sebagai sekretaris sang Operator), minggu ketiga menjadi Observer (tugasnya mengajari dan mengamati pekerjaan Operator dan Koret2) dan minggu keempat menjadi minggu ujian (di sini kita hanya tanggung jawab absen aja). Parahnya kelakuan si Bunga adalah, dari minggu pertama hingga keempat, kerjaan dia hanyalah sebagai Observer (makanya dia dipanggil Super Observer). Jelas ini mengundang amarah serta kesel dari cewe-cewe laennya. Kenapa cowo ga pada marah?Karena semua takluk oleh strategi jitu Bunga sang Super Observer.

Strategi Bunga saat disuruh jadi operator, berawal dari kata-kata dan wajah memelas (sumpah gue juga terpedaya), seperti :
"Aduuuh, bunga pusing nih cium bau mayatnya...Kaka aja yang jadi operator ya?", yang lalu dijawab oleh para cowo
"Wah, kasiaan,,, ya udah deh kamu istirahat aja liat dari atas ya"
atau contoh laen
"Wuiiih, belatungnya banyak amat, Bunga paling takut lho, Ka, sama Belatung", yang kembali dijawab para cowo
"Kamu takut ya?Wajar sih cewe, sini biar Kaka aja yang jadi operatornya, kamu istirahat aja." (heran lho kenapa kita ga bisa nolak)
Nasiib...Nasiib...

Tapi empat minggu yang kami rasakan itu jadi tak terasa karena kehadiran Bunga, walau manja dan merepotkan, di satu sisi dia juga baik dan selalu care (kecuali dalam autopsi ya) klo temennya, mau cewe ataupun cowo, ada masalah. She's good listener, itu yang bisa gue deskripsiin soal dia, dan percayalah time warping selalu terjadi klo lu cerita ke dia dan dia ngasih kita petuah-petuah baik dari bimbingannya di gereja (dia termasuk anak yang taat beragama).

Setelah semua ini selesai, hanya ada satu hal yang di dalam pikiran gue. Ternyata bau ketek dan bau badan jauh lebih menakutkan dari bau mayat. Semoga temen-temen yang baca tidak lupa mandi terlebih dahulu saat ke forensik karena kalau tidak mandi pasti akan mengganggu temen sekitarnya (trust me, i'm the victim). Kira-kira segitu dulu cerita gue mengenai pengalaman di forensik dan bersama Bunga sang Super Observer, Hope U can enjoy it and thanks for the place to share (salah ga bahas inggris gue?) Phemaw.

1 komentar:

  1. Buat yang sharing cerita, gw jawab sama-sama...mari saling sharing cerita kita dan tertawa bersama :))
    PS : cerita lu mirip yang gw alamin lho...hahahahaha

    BalasHapus