Jumat, 08 Oktober 2010

My Story in Skin & Venereal Disease

Pertama-tama saya tekankan, cerita ini memang fakta belaka, tapi kesamaan nama, tempat dan waktu hanyalah kebetulan semata.

Sabtu, 2 Oktober 20xx, siang itu peluh mengalir di sekujur tubuh kami bertujuh. Kami semua berdiri tegak menunggu keputusan yang menentukan akhir stase kami di bagian kulit dan kelamin ini. Terlihat seorang dokter laki-laki sedang melipat-lipat kertas sambil kami kelilingi beliau menunggu dengan cemas. Ya, inilah waktunya kami membagi penguji untuk akhir stase kulit dan kelamin ini. Hidup itu adalah pilihan, jadi siapapun menurut saya tidak masalah bukan (walau sebenarnya berharap dr. F sebagai penguji, hahahaha). Dokter pembimbing kami pun akhirnya menjatuhkan kertas-kertas itu ke mejanya, dan kami setengah berebutan menyambut kertas tersebut dan membukanya dengan penuh harapan. (mungkin ini yang namanya "dikocok-kocok, tegang, keluar putih-putih")

"Inisial DP, hm....baiklah mari kita cari RI*(rahasia intern)-nya," pikirku dalam hati.
*RI adalah sebuah catatan yang dibuat koass-koass sebelumnya berisi kumpulan pertanyaan dari dokter yang bersangkutan. Umumnya soal ujian pertanyaanya tidak jauh dari sana.

Minggu, 3 Oktober 20xx, Perasaan malas menghampiriku. Sebuah (atau seorang) setan yang bernama malas selalu mengganggu tak kala saya membuka sehalaman buku. Beruntunglah saat itu aku mempunyai malaikat (pacar-red)-ku sendiri, sehingga setan pun kalah oleh dukungan dia kepadaku. Sebagai hadiah, pacarku memberikan sebarek pertanyaan dari dokter pengujiku, hahahaha.

Senin, 4 Oktober 20xx, hari "pembantaian" pun tiba. Saatnya kami semua mengikuti dokter yang bertugas di poliklinik kulit untuk meminta pasien ujian. Tiba-tiba, Tuhan berkehendak lain, seorang dokter berparas cantik bagai artis film Korea (kita sebut dr.Lin) menghampiri dokter pembimbing kami dan memberi tahu bahwa salah seorang dokter senior tidak menguji lagi. Kilat pun menyambar di siang hari (eh, masih pagi deng), kecuali yang diuji oleh dr.F semua diundi kembali dan saya pun mendadak dapat dr. Lin yang sama sekali aku belum pernah liat ada RI-nya. Apa boleh buat, inilah permainan kehidupan, aku pun akhirnya mengikuti dr.Lin yang cantik ini untuk mencari pasien.

Kronologis mencari pasien saat itu ; (kami = aku dan dr.Lin)
  • Pasien pertama = Dermatitis Atopik --> kami saling berpandangan dan setuju menolak
  • Pasien kedua = Acne Vulgaris --> ditolak oleh dr.Lin, kecuali klo ada lagi (saya juga telat jawab iya sih)
  • Pasien ketiga = Scabies* --> akhirnya, Disease Of Choice (DOC)
*Sayangnya anaknya yang disuruh jadi pasien ujian (T_T), soalnya rada susah dosis anak-anak, hiks....

Aku pun akhirnya melakukan anamnesis, inspeksi dan palpasi, lanjut pemeriksaan selopan (sebuah pemeriksaan dengan cara menempelkan isolasi ke lesi di pasien kemudian mencari tungau pada isolasi tersebut di bawah mikroskop). Selanjutnya aku pun membuat status ujian dan kemudian menunggu dr.Lin selesai memberi bimbingan pada anak-anaknya. Untung sang dokter cantik memending ujiannya menjadi besok. Thanks, doc! Hehehehehe

Selasa, 5 Oktober 20xx, harap-harap cemas menunggu panggilan dr. Lin. Aku khawatir beliau tidak jadi menguji lagi karena pasiennya sangaaat banyak. Mungkin karena sudah jadi dokter kulit, cantik pula, pasien pun percaya, hahahaha. Tiba-tiba pukul 12.00 PM telefon pun berbunyi dan aku mengangkatnya berharap dr. Lin. =)

dr.Lin : Halo, ini siapa ya? --> aku langsung tahu ini dr.Lin
P : Ini, Adhit, Dok
dr.Lin : Dit, kamu ujian sekarang ya, ke atas sekarang ya
P : Oh, baik, Dok, terima kasih (tanpa sadar bilang terima kasih, dokternya ketawa)

Aku pun kemudian naik dan masuk ke ruang pemeriksaan dr. Lin untuk ujian, dan kata pertama yang dia bilang adalah, "Dit, klo nulis nama pasien pake inisial aja ya, ga enak klo kebaca." dan dilanjutkan dengan pertanyaan, "Kamu udah lewat apa aja, Dit?" (hati-hati!!bisa merupakan pertanyaan menjebak yang menentukan tingkat kesulitan ujian). tapi entah kenapa aku gak bisa berbohong dan malah berkata yang sebenarnya, hahahaha.

Ujian pun dimulai, ini kronologisnya :

Akhirnya ujian pun dimulai....

Ujian dimulai seperti biasa, dimana dokter akan mempertanyakan status dan pemeriksaan yang kita lakukan kemudian kita mempertanggungjawabkan apa yang kita tulis. Pada awalnya dr. Lin yang cantik jelita ini menanyai aku pertanyaan-pertanyaan standard seputar :

1. Diagnosis kamu apa?
2. Kenapa kamu diagnosis itu?
3. Kira-kira Diagnosis Bandingnya apa ya?

Ada beberapa pertanyaan yang tak jua dapat kujawab karena minimnya textbook yang aku punya (walau padahal klo banyak juga ga akan dibaca,,,hahahaha). Berhubung sang dokter cantik ini rajin membimbing anak-anaknya, ujianku pun akhirnya BERSAMBUNG, dan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab dijadikan tugas untuk keesokan harinya. Lumayanlah untuk hari pertama ini, aku bisa hampir 70%-nya ditambah asyik ngeliat wajah dokter cantik (lho?).

Rabu, 6 Oktober 20xx, ujian kedua pun dimulai lagi...tepatnya jam 09.00 AM, telepon sudah berbunyi memanggil sang ksatria ini untuk kembali diuji oleh sang baginda ratu. Tiba-tiba....Sesampainya aku di atas, oleh perawat-perawat disuruh langsung masuk ke ruangan Sang Ratu dan ketika masuk, kudapati sebuah kertas bertuliskan "Dit, saya ada rapat mendadak nih...kamu udah saya siapin soal-soal di kertas, kamu kerjain ya ;) Tugas jangan lupa ditaruh saja di meja saya ya..." "With Love, dr.Lin"

....
.....
......

Oke, yang "With Love, dr.Lin" itu gw karang sendiri tapi yang laennya bener...Sejujurnya tentu gw syok, karena ternyata hari ini ujian tulisan dan ujian lisan akan berlanjut di hari esoknya,,,hahahahaha...Koass-koass, emang udah nasibnya harus nurut aja ya....baiklah dengan semangat aku pun mengerjakan soal itu, antara lain :

1. Sebukan apa itu Morbus Hansen dan penatalaksanaannya!
2. Sebutkan Definisi, etiologi dan penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual secara lengkap!

Oke, 2 soal yang cukup sulit untuk aku kerjakan karena sering ketuker-tuker nih obatnya, jadi aku kerjakan sebisaku. Siyalnya, pulpen yang aku pake ternyata tintanya habis....dan karena bingung akhirnya spontan aku lari ke bawah buah mengambil pulpen, hahahaha...Males sih karena harus turun 2 lantai. Sesampainya di bawah, komentar Dokter pembimbingku hanya satu : "Dit, kamu masih ujiaan toh? Lama banget,,,Hahahahahha". Awalnya aku bingung kenapa beliau begitu, ternyata dibalik tubuh tegapnya, teman-temanku sudah berhura-hura karena ujian mereka sudah beres SEMUA!!! Padahal aku agaknya penguji 1 pun belum beres betul. Tapi ya sudahlah, demi bangsa dan negara aku pun maju.

Soal demi soal (padahal cuma 2 soal) ku kerjakan dengan sungguh-sungguh. Tapi tetep aja yang namanya Koass juga manusia dan bukan spesialis, ada beberapa yang aku kerjakan seadaanya. Spontan sih takut karena kayanya bakal nilai pas-pasan (wong cuma 2 soal boo), TIBA-TIBA, ada tulisan yang bertumpuk di kertas soal, kubalik dan kubaca, ternyata tulisannya adalah "Dit, kamu kerjain sebisanya aja ya...tar bikin lagi yang bagusnya di rumah...tenang ga masuk nilai ko." Doeeeeng!!! Lucu nian pengujiku ini, tapi ya apa boleh buat deh, untung cantik. Akan tetapi perasaan antara sedih, senang, letih, lesu, dan rindu akan pacar (lho?) bercampur aduk.

Kamis, 7 Oktober 20xx, ujianku pun berlanjut dan pertanyaan semua berasal dari tugas yang kubuat itu, tapi yang bikin tragis adalah, Sang Ratu berkata, "Dit, ternyata saya ga jadi penguji 1, tapi 2....", dan aku hanya bisa shock, berusaha tenang aku pun kembali bertanya "Penguji 1 saya siapa dong, Dok?, " Oh iya, penguji 1 kamu dr. DP," DOEEENGG Again!!! tragis saya ga baca RI dia tapi ya udahlah pengen cepet selesai, yang penting jangan salah bicara sama beliau (nanti kamu akan mengerti maksudnya). Pukul 12.30 PM pun aku ke atas untuk diuji dr.DP

Sesampainya di atas :
P : Permisi, Dok
dr.DP : Ya, Adit ya...dr.Lin udah cerita tuh tentang kamu
(terus beliau kaya berpikir lalu ketawa, entah apa yang diceritain aku tak tahu lho)
dr. DP : Ya udh, ditanya apa aja kamu, Dit?
P : Oh, Morbus Hansen ma IMS, Dok* (doeeeng)
*Ya inilah yang dimaksud salah bicara, karena beliau sangat ahli dan seneng banget ma 2 materi ini
dr. DP : Wah, klo gitu kamu udah bisa dong...sip deh klo gitu (tersenyum kemenangan)
P : ........... (keringat sudah bercucuran)

Tapi untunglah ternyata beliau hanya bertanya seputar penyakit aku saja yaitu Scabies dan tidak bertanya yang lain. Aku pun keluar dan bagaikan pemain sepak bola yang telah mencetak gol, aku berlari melambai kepada para pendukungku di bawah (teman-teman-red).

Akhirnya, Hari itu, kamis 7 Oktober 20xx, ujian dan stase-ku di kulit dan kelamin (officialy) berakhir dan aku pun bisa kembali bermain bersama teman-teman dan pacar, hahahaha. Hari-hari ujianku di kulit memang berat, tapi untunglah berakhir dengan baik. Walau sulit tapi itu merupakan kenangan yang tak tergantikan dalam masa Koass ini. Diulang? maaf saja deh enggak kalau itu sih, hahahahaha.

Begitulah kiranya cerita yang ingin saya bagi kepada para pembaca, dan lain waktu akan saya ceritakan hal lain seputar saya di bagian lain. Jangan segan-segan kirim cerita-cerita menarik kalian di Rumah Sakit baik hal-hal lucu, romantis atau bahkan cerita hantu sekalipun ke phemaw.adit@gmail.com. Cerita yang dikirim akan diedit sesuai keperluan agar tidak merugikan orang-orang tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar