Sabtu, 02 Oktober 2010

Someone to Remember Part 2

Hello, masih dengan Jacky di sini. Sekarang aku akan lanjutkan ceritaku dengan Bintang. Semoga para pembaca gak bosen ya buat bacanya, hehehehe...

The Truth

Cerita kedua ini berawal dari aku mengajak Bintang untuk pergi nonton. Pada waktu itu, Bintang setuju untuk pergi nonton, tapi dia bilang hal yang membuat perasaan ku tidak enak :

“Aku ajak si Anna ma temennya juga ya, soalnya mereka juga mau nonton tuh.”

Tapi apa boleh dikata, susah untuk menolak keinginan sang pujaan hati kalau kita lagi deket-deketnya dan Bintang pun selalu punya cara agar aku berkata “iya” (tapi ga selamanya juga sih, hehehehe). Setelah menunggu Bintang mengonfirmasi ke Anna, akhirnya didapatkan suatu keputusan yaitu ANNA GA JADI IKUT!!!TAPI TEMENNYA TETEP IKUT. Para pembaca mungkin sudah mengerti kan kenapa firasatku jadi ga enak? Ya inilah maksudnya. Temennya Anna (karena ga enak, sekarang kita sebut saja dia Ari) ternyata ada gelagat-gelagat mendekati Bintang juga. Kebetulan karena aku punya insting yang terlatih dari dulu karena baca komik detektif Conan (apa coba?emang nyambung?hahahahaha), dari cara ngomongnya yang sok pamer dan cari perhatian terus ma Bintang, aku pun merasa dia punya feeling ma Bintang. Klo diinget lagi, sumpah BeTe banget ampe saat jalan-jalan pun aku malah sibuk belajar (Nah lho?aneh kan?) padahal mana pernah seorang Jacky belajar klo besoknya ga ada apa-apa. Singkat cerita karena kesel dan Bete kehilangan waktu berdua, akhinya aku pun minta diturunkan di jalan pulang di suatu tempat makan. (hal ini kebetulan berhubung ada temen-temenku yang lagi pada makan di sana, jadi ya sekalian aja kali ya?)

Dua bulan kemudian berselang, Bintang dan aku sama-sama sedang memasuki bagian yang kita sebut MAYOR karena kesibukannya dan ada tugas jaga malam (Bagian ini yang kebanyakan merenggut sebagian besar hidup seorang KOASS). Saat itu instingku bekerja lagi (cieee!!!), aku mulai merasa kejanggalan dengan Bintang karena setiap aku mengajaknya pergi jalan-jalan, dia selalu menolak dengan berbagai alesan. Karena kesal dan penatnya diriku saat itu, aku pun berpikiran untuk mendiamkan dia selama 4 hari (sebenernya sih 3 hari tapi 1 hari lagi aku sibuk,hehehe) bahkan melontarkan kata-kata yang kurang baik melalui smartphone milikku kepadanya yang terdapat kata-kata “Kasi dikit pelajaran”, dan paginya Bintang membalas dengan “Aku bukan cari-cari alesan lho.”. Saat itu aku hanya bisa think positive atas balesan Bintang dan tak mau berpikir macam-macam.

Empat hari kemudian, para junior dari almamater kami (para mahasiswa-red) ternyata mengadakan sebuah acara keakraban, dan temanku si Adhi menyuruhku untuk mengajak Bintang dan Capung kesana (sialan tuh si Adhi, nyuruh-nyuruh aku dateng tapi dia sendiri malah pacaran, hahahaha). Tapi aku sudah tahu apa jawaban Bintang, yaitu dia pasti tidak mau pergi, tapi tentunya untuk formalitas aku tetep ajak mereka dan memang DITOLAK saudara-saudara,hehehe.

Malam sebelum pergi ke acara inilah inti dari cerita ini. Bintang tiba-tiba mengirim text message pada ku yang isinya :

“Jack, aku mo cerita....tapi malu....”

Saat itu, instingku kembali mengambil alih. Perasaan tidak enak bercampur harap-harap cemas seakan menggenjot jantungku lebih kencang dari biasanya, suatu fenomena alam yang jarang terjadi (lebay mode : On). Bintang berkata "dijawab Dine". Kulihat status Dine dan hanya tertulis "homesick". Tidak mungkin kan jika Dine homesick ia jadi malu? Pasti ada hal lain yang memicu ia menjadi malu. Keesokan harinya, Bintang kembali mengirim pesan pada ku dan seakan memaksa aku untuk mencari tahu apa yang ingin ia sampaikan. Ternyata hal tersebut terjawab dengan sebuah pesan berisi :

“Jack, aku punya cowo lho...hehe...”

Sebuah mimpi yang aku alami semalam menjadi kenyataan, dan terjawab sudah semua kegelisahan hatiku semalam. Saat itu badan serta pikiranku seakan sedang ditimpa oleh sesuatu yang berat. Aku berharap saat itu aku masih tetap bermimpi dan ingin cepat-cepat terbangun dari mimpi buruk tersebut.

Hari itu, suatu hal buruk sedang terjadi padaku. Sebuah kenyataan pahit sudah terjadi dan rentetan ujian-ujian akan aku jalani pula pada hari itu. Untungnya hanya 1 ujian yang tetap terlaksana. Saat itu pun entah kenapa langit seakan sedang tidak memberi angin baik kepadaku. Teman-teman sekelompokku beberapa orang sungguh mengesalkan. Karena emosi yang kupendam dari pagi sudah sangat banyak, jangan salahkan aku ya jahat ke kalian dengan tidak memberikan kertas untuk ujian, hehehe.

Malam itu, aku hanya bisa menangis dan menitikkan air mata. Semua hal yang aku lakukan untuk menghentikannya sama sekali tidak berhasil. Sholat dan berdoa sama sekali tidak bisa menyelesaikan masalahku (maaf, melankolis sedikit). Semuanya terlalu cepat dan terlalu mengejutkan. Bantalku saat itu penuh dengan air mata dan aku pun tidak bisa tidur.

Epilogue

Esok harinya, angin masih belum berpihak kepadaku, Aku melihat Bintang di Kantin dan saat itu aku memilih untuk tidak bertemu dengannya. Hal ini aku lakukan bukan karena hendak menjauhinya, tapi jujur aku belum siap untuk bertemu dengannya langsung dan menyapanya seakan tidak ada apa-apa.

Sebuah pesan masuk ke smartphone milikku dan ternyata dari Kinam, kira-kira beginilah isi pesan dan pembicaraan kami;

“Jack, napa profile picture lu ko murung amat?”

“Gak ah, lagi males cerita.”

“Oow, kayaknya gue tau, seKOASS uda pada tahu, sabar ya Jack.”, jawab Kinam menyemangati (sumpah aku kaget karena setahuku cuma Adhi yang tahu rahasia ini)

“Huh? Cepet gitu nyebarnya?? Ada jumpa pers emang?”, tanyaku seakan tak percaya.

“Ya nggak lah, ndak pada heran sii...soalnya mereka dah deket tuh waktu stase ke luar negeri (rumah sakit mitra-red).

Whaaat??? Dalam hati aku bertanya, ternyata sudah selama itu? Apa ini yang mendasari dia berubah dan selalu menolak ajakan ku untuk pergi? Apakah kata-kata “bukan cari-cari alesan” itu hanya alibinya saja? Hari itu banyak pertanyaan dalam hatiku dan sebagian besar tidak terjawab.

“Maaf ya, aku hanya anggap kamu temen aku”, mungkin adalah kata-kata yang Bintang katakan atau simpan dalam hati. Sebenarnya jika hanya menganggapku sebagai Teman, kenapa dia tidak bilang saja? Mengapa saat itu kamu mau aku anterin makanan seorang diri di malam hari ke sebuah rumah sakit mitra yang jalannya sungguh asing buatku jika kamu hanya menganggapku sebagai seorang teman? Apa kamu sama sekali ga merasakan perasaan aku sedikit pun? Dan apa kamu tidak berpikir bahwa seorang lelaki rela mengantarkan makanan dan datang ketempat yang asing baginya padahal dia akan panik sendiri jika menyasar di malam hari tidaklah mengharapkan sesuatu balasan darimu? Padahal aku sering bilang padamu bahwa aku benar-benar takut dan panik bila pergi di malam hari ke suatu tempat yang asing seorang diri. Akan tetapi rasa sayang mengalahkan ketakutan dan kepanikanku malam itu.

Sebenarnya aku juga bersalah dalam kasus ini. Tidak mempunyai keberanian mengutarakan isi hati kepada orang yang disayangi. Akan tetapi, apakah menganggumi dan menyayangi seseorang itu salah? Sesungguhnya, tiada yang salah...hanya aku manusia bodoh sesuai dengan lirik lagu ADA BAND dengan judul lagu yang sama.

Membicarakan sebuah lirik lagu, saat itu aku jadi teringat akan sepenggal lirik lagu Abdul & The Coffeetheory berjudul proses melupakanmu yang kunyanyikan di malam itu (download sendiri aja klo mau denger lengkapnya ya, ni juga diimprovisasi dikit biar nyambung)

Senin 27 September...

Kucoba menyingkirkan...,

Semua benda kenangan yang kudapat darimu....

Selasa ku kumpulkan smua teman2ku,

Dan kubuat hari ini yang terindah bagiku...

Namun tetapku tak mampu melupakan dirimu, dan bayangmu masih saja hantui aku,

Itu lah prosesku…. Itu lah prosesku...itu lah prosesku... melupakanmu..

Rabu (kebetulan tepat hari ini) ku menunggu kabar dari dirimu.

Kamis aku mencari tapi kau ntah dimana....

Jumat aku putuskan ini hari terakhirku bagiku untuk meratapi kamu….

Akan tetapi, dibalik semua kesedihan dan penyesalanku itu, aku pun ingin memberikan rasa terima kasihku yang sebesar-besarnya untuk Bintang. Terima kasih telah memberikanku kesempatan bersama dengan orang yang terus bercahaya laksana bintang di langit. Perempuan yang telah bisa merubahku menjadi pribadi yang lebih baik dari pelit senyum menjadi murah senyum, dari emosional menjadi sedikit lebih tenang dan hal-hal lainnya yang tak bisa ku sebut satu-satu. Maaf saat ini aku belum bisa bertemu dengan dirimu, tapi aku janji jika perasaanku ini sudah kembali tenang, aku kan tersenyum seindah dirimu menyinari diriku selama ini.

END

3 komentar:

  1. I'm here with my confession
    Got nothing to hide no more
    I don't know where to start
    But to show you the shape of my heart

    thanks to dokter phemaw yang uda memuat crita saya.

    BalasHapus
  2. Sama2 mas Jacky...semoga puas dengan rombakan saya (y)

    BalasHapus
  3. Yoxi? apa Youxia?

    sepertinya saya tau cerita ini

    BalasHapus